
Setiap memasuki bulan Muharram, yang akrab disebut "suroan", Pekon Sidodadi kembali menggelar tradisi unik yang telah diwariskan secara turun-temurun sejak tahun 1950-an. Tradisi "Bersih Desa" ini dilaksanakan pada malam Jum'at Kliwon di bulan Muharram dengan ritual penyembelihan seekor kambing jantan. Dalam pelaksanaan tradisi ini, kepala kambing yang telah disembelih kemudian dikubur di pertelon atau pertigaan jalan raya Pekon Sidodadi. Masyarakat setempat meyakini bahwa ritual ini mampu membersihkan desa dari berbagai bahaya dan kesialan yang mungkin mengancam Pekon Sidodadi.
Selain ritual penyembelihan kambing, tradisi suroan di Pekon Sidodadi juga diiringi dengan acara doa bersama yang dikenal dengan istilah "riungan". Kegiatan ini bertujuan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam bahaya. Riungan biasanya dilaksanakan pada malam Jumat atau Selasa Kliwon di bulan Muharram, atau pada malam hari setelah tradisi "Bersih Desa" dilakukan. Tahun ini, tradisi riungan dijadwalkan pada malam Jumat Kliwon, 11 Juli 2024 pukul 19.00 WIB. Acara akan diselenggarakan di Balai Pekon Sidodadi dan dihadiri oleh masyarakat setempat, khususnya kaum laki-laki. Pihak desa mempersiapkan besek atau nasi kenduri yang akan dibagikan kepada warga masyarakat Pekon Sidodadi. Pembuatan nasi kenduri ini, dilakukan secara kerjasama antar warga masyarakat. Tentu hal ini dapat menjalin hubungan silaturahmi antar sesama dan memperkuat rasa kebersamaan di antara warga.
Kepala Pekon Sidodadi menyatakan, "Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang kami jaga dengan baik. Selain sebagai upaya melestarikan budaya, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antar warga sehingga dapat mempererat kerukunan di masyarakat." Pemerintah Pekon Sidodadi berharap tradisi ini dapat terus dilaksanakan untuk menjaga kelestarian budaya lokal. Selain itu, acara tahunan ini juga dipandang sebagai momentum penting untuk mempererat tali persaudaraan antar warga Pekon Sidodadi. Masyarakat setempat meyakini bahwa dengan rutin melaksanakan tradisi ini setiap tahun, khususnya di bulan Muharram, Pekon Sidodadi akan terlindungi dari berbagai macam bahaya dan malapetaka. Kegiatan ini tidak hanya dilihat sebagai ritual adat, tetapi juga sebagai bentuk syukur atas berkat yang telah diterima selama setahun terakhir, serta sebagai sarana untuk memperkuat kebersamaan dan gotong royong di antara warga.

